Ini 5 Kesalahan dalam Menulis Novel yang Harus Kamu Hindari!

 




Pernah tidak kamu merasa kesulitan menyelesaikan novel yang sedang kamu tulis? Atau malah kamu tidak kunjung berhasil menyelesaikan bab pertamamu? Hm.. jangan-jangan kamu melakukan kesalahan dalam menulis novel yang dilakukan oleh penulis-penulis lainnya?

Menulis novel sangat berbeda dengan menulis cerpen. Selain karena panjang tulisannya yang terpaut jauh, juga karena konfliknya jauh lebih kompleks. Ini menuntut para penulis novel menjadi lebih tricky dalam menulis. Untuk memudahkan proses menulismu, pastikan kamu menghindari 5 kesalahan menulis ini:


1.    Tidak membuat perencanaan yang matang sebelum menulis novel

Menulis novel adalah sebuah perjalanan panjang yang butuh napas yang panjang pula. Layaknya mempersiapkan sebuah perjalanan, kita tentu harus menyiapkan bekal yang cukup. Jika tidak, siap-siap saja menghadapi berbagai rintangan.

Apa saja yang harus disiapkan saat ingin menulis sebuah novel? Paling pertama dan utama adalah kamu tahu ingin menulis tentang apa dan untuk siapa? Jangan idenya romance untuk pembaca dewasa muda, tapi pakai bahasa gaul yang hanya dimengerti oleh anak SMA zaman sekarang.

 

2.    Mengedit tulisanmu sejak paragraf pertama

Banyak penulis yang setelah menulis paragraf pertama novelnya, langsung menghapus tulisan tersebut karena dianggap tidak menarik. Hal ini terjadi berulang-ulang. Kalau seperti ini, kapan bab pertama akan selesai ditulis, dan kapan novel itu akan tamat?

Dalam menulis, hindari untuk melakukan self editing saat masih menulis draft pertama. Tulis saja terus hingga seluruh naskah selesai. Karena jika kita terus melakukan self editing saat menulis draft pertama ini, maka yakinlah kita akan fokus pada kekurangan naskah tersebut dan kemudian gagal menyelesaikan tulisan kita.

 


3.    Tidak mengenal dengan baik tema tulisanmu

Banyak penulis yang merasa bahwa dalam menulis novel yang terpenting adalah inspirasi. Menulis saja terus saat inspirasi datang. Masalahnya, sering kali kita lupa bahwa mengenal tema tulisan kita sangat penting. Dan ini harus dilakukan dengan riset.

Menulis tanpa melakukan riset adalah kesalahan yang akan segera dirasakan oleh pembaca sebab mereka akan menemukan cerita-cerita yang janggal dalam karya kita. Seperti menulis novel dengan tema mental health namun tidak bisa membedakan profesi psikolog dan psikiater.

Dengan mengetahui lebih banyak tentang tema tulisanmu, akan menguatkan cerita sekaligus merebut kepercayaan pembaca. Selain itu, riset juga kamu lakukan dengan membaca tulisan dengan tema yang sama dengan yang ingin kamu tulis, Jika ingin menulis novel, maka pastikan kamu sudah terbiasa membaca novel.

 

4.    Terlalu banyak telling dan kurang showing

Jika ada salah satu kesalahan dalam menulis novel yang patut disayangkan terjadi adalah saat penulis tidak memanfaatkan kesempatan untuk memberikan gambaran yang detail tentang sesuatu dengan teknik showing. Padahal itulah kekuatan novel yang tidak dimiliki oleh cerpen.

Sangat sulit untuk mendapatkan kesempatan melakukan penggambaran (showing)  dengan detail saat menulis cerpen karena keterbatasan jumlah kata. Namun saat menulis novel, ruang ini sangat luas untuk dimanfaatkan dan memang harus dimanfaatkan.



Dalam cerpen, sangat wajar jika kita mendapati gambaran tokoh dengan kalimat ‘Dia cantik dengan rambut lurus sepundak dan kulit putih’, namun jika ini terjadi dalam sebuah novel sungguh disayangkan. Ada banyak ruang untuk menjelaskan kecantikan fisik tokohmu yang harus kamu manfaatkan.

Daripada menulis, ‘Alisha memiliki kulit putih pucat’, kamu bisa menulis, ‘Kulit Alisha serupa warna alami pualam yang diwarnai oleh semburat biru kehijau-hijauan yang diciptakan oleh urat nadi di kulitnya.’ Ini akan menjadi penggambaran yang menarik untuk mendukung imajinasi pembacamu.

 

5.    Tidak mau melakukan self editing

Jika sebelumnya disebutkan bahwa kesalahan dalam menulis novel adalah mengedit tulisan saat menulis draft pertama, maka self editing setelah menyelesaikan draft pertama adalah sebuah kewajiban. Ini untuk mengurangi kesalahan pengetikan sekaligus mengecek kembali keseluruhan cerita.

Self editing sangat penting dilakukan untuk membuat tulisan kita menjadi menarik dan nyaman untuk dibaca. Dengan melakukan self editing kita bisa memastikan konsistensi tokoh dan seluruh rangkaian cerita benar-benar saling mendukung. Ini akan membuat draft kedua dan seterusnya menjadi lebih baik dari saat pertama kali dituliskan.


Bagaimana? Apakah kamu melakukan salah satu kesalahan di atas? Atau kamu bahkan melakukan kelima kesalahan dalam menulis tersebut? Yuk, segera hentikan dan memperbaikinya agar novelmu bisa segera selesai dan bertemu dengan pembaca yang tepat

0 Comments